I’tikaf Ramadhan: Puncak 30 Hari Mencari Cinta
Esensi I’tikaf di Bulan Ramadhan
Lusa sudah memasuki sepertiga hari terakhir di bulan Ramadhan, bulannya ‘mencari’ & mendapatkan cinta-Nya. Kenapa harus i’tikaf ? Tidak harus, tapi sangat dianjurkan. Rasulullah Shalallahu ‘Alayhi Wa Sallam sepanjang hidupnya tidak pernah meninggalkan aktifitas yang satu ini. Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu ‘anha– berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim)
Aisyah radhiyallahu ‘anha juga mengatakan,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari & Muslim)
I’tikaf: di Masjid, bukan di Pusat Perbelanjaan
Melihat kesungguhan Rasulullah Shalallahu ‘Alayhi Wa Sallam, jelas sangat kontradiktif dengan kondisi ummat muslim saat ini. Menjelang hari Raya ‘Idul Fitri, sungguh keramaian malah terjadi di Departement Store, pusat-pusat perbelanjaan. Para ibu sibuk memikirkan ‘suguhan‘ di hari Raya. Padahal dari kedua buah hadits testimoni ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha di atas, sangat jelas: Rasulullah Shalallahu ‘Alayhi Wa Sallam semakin sibuk dengan aktifitas ibadahnya. Tilawatil (membaca) Qur’an, Shalat, Dzikr, Sedekah, Taqarrub dan bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Larut dalam nuansa ketenangan dan kesungguhan. Subhanallah, semoga saya bisa merasakannya lagi. Ya, semoga.
Kenapa I’tikaf ?
Sejenak saya berfikir, apa hikmah dibalik dianjurkannya ummat Islam ber-i’tikaf di bulan Ramadhan. Luar biasa ! I’tikaf adalah saat dimana ummat Islam benar-benar merasakan nilai persaudaraan. Melihat saudara-saudaranya datang dari segala penjuru (biasanya terjadi di Masjid-masjid Besar), dengan berbagai macam karakteristiknya. Perbedaan khilafiyah tidak menjadikan alasan mereka untuk tidak bersatu. Semua merasakan larut dalam nuansa taqarrub kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tentu keutamaan yang paling utama adalah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menurunkan malam Laylatul Qadr pada salah satu di antara sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana firman-Nya
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan [44]: 3-4)
Malam yang diberkahi dalam ayat ini adalah malam lailatul qadar sebagaimana ditafsirkan pada surat Al Qadar. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar [97]: 1)
Keberkahan dan kemuliaan yang dimaksud disebutkan dalam ayat selanjutnya,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar [97] : 3-5)
I’tikaf Ramadhan Tahun Ini
Alhamdulillah, sejak tahun 2003 sudah mencoba untuk mengikuti i’tikaf setiap tahunnya. Pengalaman yang paling berkesan adalah i’tikaf tahun lalu, bertempat di Masjid Al ‘Azhar Jaka Permai, Bekasi. Bertemu dengan orang-orang hebat dalam balutan aktifitas yang sederhana dan sekualitas ‘ulama! Subhanallah. Semoga tahun ini juga bisa merasakannya lagi. Tapi untuk tahun ini ada yang berbeda. Ya, menjadi panitia i’tikaf di masjid Kampus. Berikut jadwal agenda yang disediakan oleh panitia sebagai pelengkap aktifitas di sepuluh tujuh hari terakhir:
Kajian I’tikaf
Sabtu, 20 September 2008
Jam: 16.00 WIB. Tema: Fiqh I’tikaf, Oleh: Ust. Fakhruddin, Lc
Ahad, 21 September 2008
Jam: 06.00 WIB. Tema: I’tikaf: Sarana optimalisasi ibadah di 10 hari terakhir Ramadhan. Oleh: Ust. Dr. Kholiq Hasan Al Qudsi
Jam: 16.00 WIB. Tema: Cedekiawan Muslim dalam Kebangkitan Ummat. Oleh: Dr. Eng. Syafi’i, M.T
Senin, 22 September 2008
Jam: 06.00 WIB. Tema: Al Qur’an Sebagai Terapi Qalbu. Oleh: Ust. dr. Annang Giri M
Jam: 16.00 WIB. Tema: Pendidikan Islam dan Kontribusinya di Masa Mendatang. Oleh: Prof. Dr. Furqon H
Selasa, 23 September 2008
Jam: 06.00 WIB. Tema: Palestina, Akankah Menjadi Negeri yang Terlupakan?. Oleh: Ust. Hatta Syamsuddin, Lc
Jam: 16.00 WIB. Tema: Pergerakan Islam Menuju Kemaslahatan. Oleh: Ust. M Muchtarom, S.Ag
Rabu, 24 September 2008
Jam: 06.00 WIB. Tema: Ummat Islam dan Potensinya Untuk Kembali Bersatu. Oleh: Ust. Ir. Seno Hadi Sumitro
Jam: 16.00 WIB. Tema: Refleksi Perang Badr dan Kemenangan Kaum Muslimin. Oleh: Ust. Tamim Aziz, Lc
Kamis, 25 September 2008
Jam: 06.00 WIB. Tema: Masjid, Sumber Kebangkitan Ummat. Oleh: Ust. Budiman, Lc
Jam: 16.00 WIB. Tema: Tazkiyatun Nafs. Oleh: Ust. Wiranto, M.Kom
Jum’at, 26 September 2008
Jam: 06.00 WIB. Tema: Islam dan Teknologi. Oleh: Dr. Sutanto, DEA
Jam: 16.00 WIB. Tema: LAZIS dan Potensi Dana Ummat. Oleh: Ust. Usman Sudarmadji, SE
Sabtu, 27 September 2008
Jam: 06.00 WIB. Tema: Akankah Kemarin … (Refleksi I’tikaf dan Laylatul Qadr). Oleh: Ust. Syafi’ul Anam, Lc
Jam: 16.00 WIB. Tema: Yuk Istiqomah ! Oleh: Ust. Abdul Hakim
Semoga Ramadhan ini adalah yang terbaik dari tahun-tahun yang lalu. Amin. I’tikaf ? Yuk Ah …